struktur hadits sanad matan dan mukharrij

PengertianAl-Qur'an, Hadits Qudsi & Hadits Nabawi. 1. Pengertian Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah kitab suci agama islam. Umat islam percaya bahwa al-qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia dan bagian dari rukun iman yang disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril dan sebagai
StrukturHadis : Sanad, Matan Dan Mukharrij. A. Sanad. 1. Pengertian . Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah:
BAB I PENDAHULUAN Hadits merupakan sumber ajaran islam kedua setelah Al-Qur’an. Kedudukan hadits sangat urgen bagi sarana informasi mengenai syariat yang diajarkan nabi kepada umatnya. Masyarakat islam mutlak mengetahui dan memahami sumber ajarannya, yakni Al-Qur’an dan Hadits. Akan tetapi banyak muslim yang belum memahami tentang Hadits. Sebagian dari mereka yang sudah memahami akan tetapi dalam mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari mereka abaikan. Untuk memahami diperlukan pemikiran yang kritis sehingga dapat meneladani seluruh aspek kehidupan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw. Hadits berisi tentang riwayat kehidupan Rasulullah saw., yang berisi dasar hukum baik tentang qoulun nabi, fi’lun nabi, takhrirun nabi, maupun sifatun nabi. Di dalam suatu Hadits terdapat struktur Hadits, yang terdiri dari seorang perawi, Mukharrij dan sanad, begitupula terdapat matan hadits. 1. Apa yang dimaksud dengan sanad hadits? 2. Apa yang dimaksud dengan matan hadits? 3. Apa yang dimaksud dengan rawi hadits? 4. Apa pengertian dengan Mukhorrij hadits? 5. Apa pengertian dari periwayatan hadits? 1. Mengetahui apa itu sanad. 2. Mengetahui ap itu matan hadits. 3. Mengetahui apa itu rawi. 4. Mengetahui Mukhorrij Hadits. 5. Mengetahui periwayatan hadits. BAB II PEMBAHASAN Sanad Hadits “Sanad” adalah bahasa arab yang berasal dari kata dasar “sanada, yasnudu سند يسند , artinya “sandaran” atau “tempat bersandar” atau “tempat berpegang” atau berarti “yang dipercaya”, sebab hadits itu selalu bersandar padanya dan dipegangi atas kebenarannya.[1] Sedangkan menurut istilah ialah هو طريق المتن اي سلسلة الرواة الذين نقلواالمتن من مصدره الاول “Sanad adalah jalannya matan, yaitu silsilah para perawi yang memindahkan meriwayatkan hadits dari sumbernya”. Yang dimaksud istilah “silsilah orang” ialah susunan atau rangkaian matarantai orang-orang yang menyampaikan materi hadits tersebut, mulai dari yang disebut pertama sampai kepada Rasulullh saw., dimana semua perbuatan, ucapan, pengakuan, dan lainnya merupakan suatu materi atau matan hadits.[2] Dalam bidang ilmu hadits sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadits. Jika para pembawa hadits jika orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempinyai daya ingat kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat ke periwayat yang lainnya sampai kepada sumber berita pertama. Contoh sanad mengatakan Abdullah bin Yusuf berkata memberitahukan kepada kami Malik dari ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata ”aku mendengar Rasulullah SAW. Membaca surat at-tur pada sholat maghrib.” HR Al-Bukhori.[3] Isnad, Musnad, dan Musnid Selain istilah sanad, terdapat istilah lainnya, seperti al-isnad, al-musnad, dan al-musnid. Istilah tersebut kaitannya sangat erat dengan istilah sanad. Istlah al-isnad berarti menyandarkan, mengasalkan mengembalikan ke asal, dan mengangkat. Maksudnya ialah رفع الحديث الى قائله او فاعله “menyandarkan hadits kepada orang yang mengatakannya Hasbi Ash-Shiddiqi,1985,43 Menurut Ath-Thibi, sebagaimana dkutip al-Qasimi, kata al-isnad dengan as-sanad mempunyai arti yang hampir sama atau berdekatan. Ibn Jama’ah mempertegas lagi menurutnya, bahwa ulama muhaditsin memandang kedua istilah tersebut mempunyai pengertan yang sama, yang keduanya dapat dipakai secara bergantian.[4] Dengan demikian, para ahli hadits bersepakat untuk mengatakan bahwa isnad merupakan cara pemindahan pengaksesan berita dari orang yang terpercaya kepada orang yang terpercaya lainnya, sampai kepada nabi Muhammad Saw sebagai pemilik awalnya.[5] Sedangkan musnid ialah المسند هو من يروي الحديث باسناده. سواء كان عنده علم به او ليس له الا مجرد روايته “Orang yang meriwayatkan hadits dengan sanadnya, baik mengetahui atau tidak mengetahui terhadap matan itu, tetapi ia sendiri menjadi sumber berita itu”.[6] Sedang musnad mempunyai beberapa arti 1. Hadits yang diriwayatkan dan disandarkan atau disanadkan kepada seseorang yang membawanya, seperti Ibn Syihab az-Zuhri, Malik bin Anas, dan Amarah binti Abd ar-Rahman. 2. Sebagai sebutan nama suatu kitab yang didalamnya menghimpun hadits-hadits dengan sistem penyusunannya berdasarkan nama-nama para sahabat perawi hadits, seperti kitab musnad Ahmad. Contoh Musnad Abdullah bin yusuf menceritakan kepada kami dari malik dari abu Az-zinad dari Al-A’raj dari Abu Hurairah Radhiallahuanhu dia berkata sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda “ Jika anjing menjilat bejana salah seorang dari kalian hendaklah dia mencucinya sebanyak tujuh kali” Matan Hadits Matan menurut bahasa berarti ما صلب وارتفع من الارض tanah yang meninggi. Sedangkan menurut istilah adalah الفاظ الحديث التي تتقوم بها المعاني “Lafal-lafal hadits yang mengandung makna-makna tertentu”. ما ينتهي اليه السند من الكلام “Suatu kalimat yang menjadi tempat berakhirnya sanad”. Dari definisi di atas, maka matan ialah materi atau lafal hadits itu sendiri, yang penulisannya ditempatkan setelah menyebutkan sanad sebelum perawi atau mudawwin. Dengan demikian, matan ialah pembicaraan kalam atau materi berita yang diterima oleh sanad terakhir, baik isi pembicaraan itu berupa sabda Nabi Saw., sahabat ataupun tabi’in, baik isi pembicaraan itu berupa perbuatan Nabi saw maupun perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi Saw.[7] Rawi Hadits Kata ra’wi atau ar-rawi, berarti orang yang meriwayatkan atau memberikan hadits naqli al-hadits. Sebenarnya, antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang sama. Sanad-sanad hadits pada tiap thobaqoh atau tingkatannya juga disebut para rawi jika yang dimaksud rowi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Begitu juga setiap perawi, pada tiap-tiap thobaqoh-nya merupakan sanad bagi thobaqoh berikutnya. Yang membedakan dari kedua istlah tersebut yaitu dalam hal pembukuan hadits, orang yang menerima hadits-hadits, kemudian menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin, itu yang disebut rawi. Dengan demikian perawi dapat disebut dengan mudawwin orang-orang yang menghimpun dan membukukan hadits, sedangkan orang-orang lain tanpa membukukannya maka yang demikian disebut dengan sanad hadits.[8] Untuk lebih memperjelas uraian tentang sanad, matan dan rawi hadits, ikuti penjelasan hadits berikut حدثنا ابو بكر بن شيبة وابو كريب قال حدثنا ابو معاوية عن الاعمسي عن عمر بن عمير عن عبد الرحمن بن يزيد عن عبد الله قال قال لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم يا معشر السباب من الستطاع منكم الباء فليتزوج فئنه اغض للبصر واحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه باالصوم فانله وجاء." رواه مسلم" Artinya “Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Abu Quraib telah menceritakan hadits kepada kami, katanya, “Abu Muawiyah menceritakan hadits kepada kami, yang diterimanya dari Al a’masy, dari Umar bin Umair dari Abd Ar-Rahman bin Yazid, dari Abdullah bin Mas’ud, katanya, “Rasulullah Saw., telah bersabda kepada kami, wahai sekalian wahai pemuda! Barang siapa yang sudah mampu untuk melakukan pernikahan, maka menikahlah karena dengan menikah itu lebih dapat menutup mata dan lebih dapat menjaga kehormatan. Akan tetapi, barang siapa yang belum mampu melakukannya, baginya hendaklah berpuasa. Karena, dengan puasa itu dapat menahan hasrat seksual” HR. Al Bukhori dan Muslim Muslim 638 Dari nama abu Bakar bin Abi Syaibah sampai dengan Abdullah bin Mas’ud, merupakan silsilah atau rangkaian atau susunan orang-orang yang menyampaikan hadis. Mereka semua adalah sanad hadis tersebut, yang juga disebut jalan matan. Mulai kata yama’syara asy-syabab sampai dengan kata fa’innahu lahu wija’un, adalah matan. Oleh salah satu definisi, lafal tersebut disebut sebagai ujung atau tujuan sanad. Sedangkan nama al Bukhori dan Muslim yang ditulis pada akhir matan dsebut rawi orang yang meriwayatkan hadits. Karena keduanya masing-masing membukukan hadits, maka mereka disebut mudawwin yang membukukan hadits. Mukharrij Hadits Mukharrij ialah perawi hadits yang telah menghimpun hadits-hadits yang diriwayatkannya ke dalam kitab-kitab yang telah disusunnya, misalnya Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Turmudzy dan lain sebagainya. Di dalam kitab-kitab mereka semua komponen yang menjadi persyaratan, harus ada di dalam periwayatan hadits mereka, mulai dari matan dan sanad sampa pada metode penerimaan dan penyampaian hadits kepada orang lain al-Tahamul wa al-Ada’. Oleh sebab itu, diantara komponen satu dengan yang lain dalam periwayatan hadits, harus benar-benar ada, sebab hadits tidak cukup hanya dilihat dari matan dan matarantai sanadnya saja, melainkan diketahui pula siapa nama mukharrijnya-nya dan nama perawi pertama yaitu sahabat yang telah meriwayatkannya.[9] Contoh Mukhorrij al-Bukhori NO Nama perawi hadits Urutan sebagai perawi Urutan sebagai sanad 1 Anas bin Malik Perawi I Sanad V 2 Abu Qilabah Perawi II Sanad IV 3 Ayyub Perawi III Sanad III 4 Abdul Wahhab al Tsaqofiy Perawi IV Sanad II 5 Muhammad bin Mutsanna Perawi V Sanad I 6 Al-Bukhori Perawi VI Mukhorrij Hadits Periwayatan Hadits Istilah periwayatan sama artinya dengan istilah Arab al-riwayat الرواية, yaitu bentuk masdar dari kata rawa روى, yang berarti sama dengan kata al-naql النقل, artinya “penukilan” atau al-dzikr الذكر, artinya “penyebutan”. Arti tersebut dalam bahasa Indonesia diartikan sama dengan arti kata “sejarah” atau “cerita”, sehingga arti kata “periwayatan” adalah “sesuatu yang diriwayatkan “atau riwayat” dalam istlah Arab. Sedang menurut istilah ahli hadits, kata “periwayatan” diartikan dengan kata “al-riwayat, yaitu suatu kegiatan penerimaan dan penyampaian hadits serta penyandaran hadits kepada rangkaian matarantai para perawinya melalui bentuk-bentuk penerimaan dan penyampaian yang bersifat tertentu”. Dari definisi tersebut, jika di lapangan ternyata ditemukan seorang perawi yang telah menerima hadits dari perawi lain, tetapi ia tidak menyampaikannya kepada orang lain, maka ia tidak dapat disebut sebagai “orang yang telah melakukan periwayatan hadits”. Dan jika orang tersebut telah menyampaikan hadits kepada orang lain, tetapi ketika menyampaikannya tidak menyebutkan rangkaian matarantai para perawinya, maka ia tidak dapat disebut sebagai orang yang telah melakukan periwayatan hadits. Dengan demikian, unsur-unsur yang harus ada di dalam periwayatan hadits adalah a. Adanya kegiatan menerima hadits dari perawinya. Hal ini dikenal dengan istilah “rawi” atau “perawi”. b. Adanya kegiatan menyampaikan hadits kepada orang lain. Hal ini dikenal dengan istilah “penyampaian” atau “marwy” c. Adanya susunan matarantai para perawi ketika hadits disampaikan kepada orang lain. Hal ini dikenal dengan istilah “sanad/isnad”. d. Adanya kalimat yang menjadi pokok pembicaraan. Hal ini dikenal dengan sebutan “matan”. e. Adanya kegiatan yang berkenaan dengan seluk beluk penerimaan dan penyampaian hadits. Hal ini dikenal dengan istilah “tahammul wa ada’ al-hadits”.[10] BAB III PENUTUP Dalam struktur hadits terdapat 3 komponen yakni sanad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan rawi. Sanad ialah susunan atau rangkaian matarantai orang-orang yang menyampaikan materi hadits tersebut, mulai dari yang disebut pertama sampai kepada Rasulullh saw. matan ialah materi atau lafal hadits itu sendiri, yang penulisannya ditempatkan setelah menyebutkan sanad sebelum perawi atau mudawwin. sedangkan rawi ialah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Dan adapula istilah mukhorrij yaitu perawi hadits yang telah menghimpun hadits-hadits yang diriwayatkannya ke dalam kitab-kitab yang telah disusunnya. Dan juga periwayatan hadits, hal ini merupakan kegiatan penerimaan dan penyampaian hadits serta penyandaran hadits kepada rangkaian matarantai para perawinya melalui bentuk-bentuk penerimaan dan penyampaian yang bersifat tertentu. Diharapkan para pembaca dapat memahami struktur dalam Hadits melalui beberapa pengertian yang sudah ditegaskan didalam makalah ini. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, dan penulis berharap dari kritik dan saran pembaca agar lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih banyak lagi. Daftar Pustaka MZ, Zainuddin. 2011. Studi Hadits. SurabayaIAIN SA Press. Sahrani, Sohari. 2010. Ulumul Hadits. Bogor Galia Indonesia. Zein, Ma’shum, Muhammad. 2008. Ulumul Hadits&Mustholah Hadits. Jombang Darul Hikmah. [1] Muhammad Ma’sum zein, Ulumul Hadits&Mustholah Hadits, Jombang, Darul Hikmah, 2008, [2] Sohari Sahrani, Ulumul Hadits, Bogor, Ghalia Indonesia, 2010, [3] H. Zainuddin, MZ., Studi Hadits, Surabaya, IAIN SA, 2011, hlm. [4] Sohari Sahrani, Ulumul Hadits, Bogor, Ghalia Indonesia, 2010, [5] H. Zainuddin, MZ., Studi Hadits, Surabaya, IAIN SA, 2011, hlm. [6] Muhammad Ma’sum zein, Ulumul Hadits&Mustholah Hadits, Jombang, Darul Hikmah, 2008, [7] Muhammad Ma’sum zein, Ulumul Hadits&Mustholah Hadits, Jombang, Darul Hikmah, 2008, [8] Sohari Sahrani, Ulumul Hadits, Bogor, Ghalia Indonesia, 2010, hlm. 132 [9] Muhammad Ma’sum zein, Ulumul Hadits&Mustholah Hadits, Jombang, Darul Hikmah, 2008, [10] Muhammad Ma’sum zein, Ulumul Hadits&Mustholah Hadits, Jombang, Darul Hikmah, 2008,
Yangdimaksud dengan struktur hadits ialah unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah hadits, yaitu harus ada Sanad, Matan dan Rawi haditsnya. Kata Mukharrij merupakan Isim fa'il (bentuk pelaku) dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik.
A. Sanad1. Pengertian Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah- As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulisالاِخْبَارُ عَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ“Berita tentang jalan matan”- Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَالِ الْمُوْصِلَةِ اِلىَ الْمَتْنِ“Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis.”Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung muttashil, maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan Contoh Sanadحدثنا عبد الله بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه قرأ فى المغرب الطور. رواه البخاري Artinya“memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-Thur pada salat maghrib.” HR. Al-BukhoriDari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad adalah dimulai dari haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada lafadz An biihi qaala, yang menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan dalam bentuk denah periwayatan hadits di atas .B. Matan1. PengertianKata matan menurut bahasa berarti ما ارتفع وصلب من الارض yang berarti tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya- Menurut Muhammad At Tahhan ما ينتهى اليه السند من الكلام“suatu kalimat tempat berakhirnya sanad”- Menurut Ath Thibbi الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني“lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna”Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya,2. Contoh matanعن أم المؤمنين عا ئشة رضى الله عنها قالت قال رسول الله , من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. رواه متفق عليه“warta dari Ummu Al Mukminin, Aisyah ra., ujarnya Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’. ” Hr. Bukhori dan Muslim Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulai dengan من أحدث hingga lafadz فهو رد atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’.”C. MukharrijKata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il bentuk pelaku dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam Muslim dan begitu seterusnya. Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut disebutkan nama Al-Bukhari رواه البخاري yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telah mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-Bukhari dan Imam Tabaqat al-RuwwatSecara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan menurut istilah tabaqat ialah ;قوم تقاربوا في السن والاسناد أوفي الا سناد“Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja”Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikuta. Sahabat dengan berbagai Tabi’in senior seperti Sa’id bin Al-Musayyabc. Tabi’in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirind. Tabi’in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadahe. Tabi’in yunior seperti Al-A’masyf. Tabi’in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraijg. Tabi’i Tabi’in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsaurih. Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah i. Tabi’i Tabi’in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi’ij. Murid Tabi’i Tabi’in senior seperti Ahmad bin Hambalk. Murid Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhoril. Murid Tabi’i Tabi’in yunior seperti At-TirmidziDi antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah tabi’in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak. untuk memudahkan pemahaman tentang tabaqat al-ruwwah berikut ini akan dipaparkan denah thabaqat al-ruwwah menurut Al-AtsqalaniTABAQAT AL-RUWWAHMENURUT IBNU HAJAR AL-ATSQALANIE. Hadis Ali dan Nazil1. Pengertian Dari segi bahasa Ali ialah bentuk isim fa’il dari kata العلو = sesuatu yang tinggi , antonym dari lafadz النزول = rendah dan turun. An-Nazil berasal dari kata An-Nuzul. Tinggi dan rendah dapat berlaku pada suatu tempat atau pada status dan kedudukan. Sedangkan pengertian hadits Ali menurut para ahli hadis ialah; ما قل عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر“suatu hadis yang sedikit jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain”Sedangkan pengertian hadis Nazil menurut ahli hadis ialah; ما كثر عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر“suatu hadis yang banyak jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain”Dari pengertian diatas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan hadis Ali ialah hadis yang jumlah perawinya lebih sedikit, sedangkan yang dimaksud dengan hadis Nazil ialah hadis yang jumlah periwayatnya lebih banyak. Misalnya sanad suatu hadis mencapai 9 orang sementara sanad hadis lainnya hanya 7 atau 5 orang, tentu yang sanadnya hanya 7 atau 5 itu yang disebut dengan hadis Ali dan hadis yang sanadanya mencapai 9 orang yang disebut dengan hadis Macam-Macam Hadis AliHadis Ali dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut a. Ali mutlak, yaitu hadis yang lebih dekat para perawinya dalam sanad dengan Rasulullah karena lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama. Ali mutlak ini yang paling tinggi diantara macam-macam Ali apabila memiliki sanad yang Ali Nisbi, yaitu hadis yang dekat atau sedikit jumlah perawinya dalam sanad dengan sesuatu tertentu1 Dekat dengna salah seorang Imam Dekat dengan salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat dipedomani. Dalam hal ini ada beberapa macama Muwafaqah, yaitu jika melalui sanad Syaikh guru salah seorang penghimpun hadis kedalam kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun Badal, yaitu jika melalui sanad Syaikhnya Syaikh gurunya guru salah seorang penghimpun kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun Musawah, yaitu adanya persamaan jumlah isnad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad salah seorang penghimpun hadis ke dalam buku Mushafahah, yaitu persamaan jumlah para perawi dalam sanad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad murid salah seorang penghimpun kitab hadis. Dinamakan mushafahah karena pada umumnya kedua belah pihak antara perawi sebuah hadis dengan murid salah seorang penghimpun hadis tersebut berjabat Ali karena sebagian perawi meninggal terlebih dahulu. Terkadang didapatkan dua isnad yang sama jumlah para perawi dalam sanad, tetapi salah satu sanad terdapat sebagian perawi yang meninggal terlebih dahulu maka ia di hukumi Ali karena lebih dahulu mendengar. Misalnya dua orang perawi sama-sama mendengar suuatu hadis dari seorang Syaikh. Tetapi salah satunya telah mendengar sejak 60 tahun yang lalu sementara perawi yang satu lagi telah mendengar sejak 40 tahun yang lalu, jumlah perawi dalam sanad sama. Sanad pertama Ali karena lebih dahulu Macam-Macam NazilHadis Nazil dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut a. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada salah seorang Imam Hadisc. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada satu kitab hadis yang teranggapd. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang menerima dari seorang Syaikh yang kemudian meninggal, juga dari rawi lain yang menerima dari Syaikh Sanad yang di dalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang Syaikh, kemudian belakangan rawi itu menerima dari rawi lain yang juga mendengar dari Syaikh ulama menilai hadis Ali lebih utama dari pada hadis Nazil, karena ia lebih jauh dari kemungkinan-kemungkinan cacat. Tujuan ulama mutaqaddimin mengetahui Isnad Ali yang dekat dengan Rasulullah, karena sangat dimungkinkan sedikit kesalahan dibandingkan yang Contoh Hadisلا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه ووالده وولده والناس أجمعينF. Riwayah Al-Kabir An Ash-ShaghirYang dimaksud dengan Riwayah al-kabir an ash-shaghir, ialah periwayatan hadis dari seorang rawi yang lebih tua usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau yang lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang suatu hadis ada tiga macam yang istilah yaitu sanad Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis, matan suatu kalimat tempat berakhirnya sanad, dan isi pokok dari hadis tersebut serta mukharrij orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya. DAFTAR PUSTAKARahman. Fachur. Ikhtisar Mushthalahu’l Hadis. Bandung Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta Amzah. 2002Majid Khon. Abdul. Ulumul Hadis. Jakarta Aksara 2009
STRUKTURHADITS MENGENAI SANAD, MATAN DAN RAWI A. Pengertian Sanad, Matan dan Rawi 1. Sanad Kata sanad menurut bahasa adalah sandaran atau sesuatu yang kita jadikan sandaran. Menurut istilah terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-badru bin jama'ah dan al-tiby mengatakan bahwa sanad adalah : الاخبار عن طريق المتن
Hadis Nabi telah ada sejak awal perkembangan Islam adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat diragukan lagi. Hadis Nabi merupakan sumber ajaran Islam, di samping Al-qur'an. "Hadis atau disebut juga dengan Sunnah, adalah segala sesuatu yang bersumber atau didasarkan kepada Nabi SAW., baik berupa perketaan, perbuatan, atau taqrir-nya. Hadis sebagai sumber ajaran Islam setelah Al-qur'an, sejarah perjalanan hadis tidak terpisahkan dari sejarah perjalanan Islam itu sendiri. Akan tetepi, dalam beberapa hal terdapat ciri-ciri tertentu yang spesifik, sehingga dalam mempelajarinya diperlukan pendekatan khusus". Pada zaman Nabi, hadis diterima dengan mengandalkan hafalan para sahabat Nabi, dan hanya sebagian hadis yang ditulis oleh para sahabat Nabi. Hal ini disebabkan, "Nabi pernah melarang para sahabat untuk menulis hadis beliau. tetapi Nabi juga pernah menyuruh para sahabat untuk menulis hadis beliau.
Obyekkajian dalam kritik atau penelitian hadis adalah : Pertama, pembahasan tentang para perawi yang menyampaikan riwayat Hadis atau yang lebih dikenal dengan sebutan sanad, yang secara etimologi mengandung kesamaan arti dengan kata thariq yaitu jalan atau sandaran sedangkan menurut terminologi, sanad adalah jalannya matan, yaitu silsilah para
Penjelasan Struktur Hadis Sanad, Matan Dan Mukharrij Lengkap Posted by Fathur Rahman al-Aziz jam 1047 PM Ditulis Oleh Ahmad Bukhari Muslim A. Sanad 1. Pengertian Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran, dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis, banyak ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah - As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulis الاِخْبَارُ عَنْ طَرِيْقِ الْمَتَنِ “Berita tentang jalan matan” - Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah سِلْسِلَةُ الرِّجَالِ الْمُوْصِلَةِ اِلىَ الْمَتْنِ “Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis.” Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung muttashil, maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. 2. Contoh Sanad حدثنا عبد الله بن يوسف قا ل أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن محمد بن جبير بن مطعم عن أبيه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه قرأ فى المغرب الطور. رواه البخاري Artinya “memberitakan kepada kami Abdullah bin Yusuf ia berkata; memberitakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata “aku mendengar Rasulallah SAW membaca surah Ath-Thur pada salat maghrib.” HR. Al-Bukhori Dari contoh hadis di atas jika diteliti, maka yang dimaksud dengan sanad adalah dimulai dari haddatsana Abdullah bin Yusuf hingga pada lafadz An biihi qaala, yang menyambungkan kepada Rasulullah SAW. Agar lebih jelas berikut ini diterangkan dalam bentuk denah periwayatan hadits di atas . B. Matan 1. Pengertian Kata matan menurut bahasa berarti ما ارتفع وصلب من الارض yang berarti tanah yang tinggi dan keras,namun ada pula yang mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. sedangkan arti matan menurut istilah ada banyak pendapat yang dikemukakan para ahli dibidangnya, diantaranya - Menurut Muhammad At Tahhan ما ينتهى اليه السند من الكلام “suatu kalimat tempat berakhirnya sanad” - Menurut Ath Thibbi الفاظ الحديث التى تتقوم بها معاني “lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna” Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya, 2. Contoh matan عن أم المؤمنين عا ئشة رضى الله عنها قالت قال رسول الله , من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد. رواه متفق عليه “warta dari Ummu Al Mukminin, Aisyah ra., ujarnya Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’. ” Hr. Bukhori dan Muslim Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulai dengan من أحدث hingga lafadz فهو رد atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan dari contoh hadis di atas ialah lafadz من أحدث فى أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد “barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan agamaku, maka ia tertolak’.” C. Mukharrij Kata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il bentuk pelaku dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam Muslim dan begitu seterusnya. Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut disebutkan nama Al-Bukhari رواه البخاري yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telah mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. D. Tabaqat al-Ruwwat Secara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan menurut istilah tabaqat ialah ; قوم تقاربوا في السن والاسناد أوفي الا سناد “Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja” Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikut a. Sahabat dengan berbagai tingkatannya. b. Tabi’in senior seperti Sa’id bin Al-Musayyab c. Tabi’in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirin d. Tabi’in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadah e. Tabi’in yunior seperti Al-A’masy f. Tabi’in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraij g. Tabi’i Tabi’in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsauri h. Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah i. Tabi’i Tabi’in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi’i j. Murid Tabi’i Tabi’in senior seperti Ahmad bin Hambal k. Murid Tabi’i Tabi’in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhori l. Murid Tabi’i Tabi’in yunior seperti At-Tirmidzi Di antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah tabi’in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak. untuk memudahkan pemahaman tentang tabaqat al-ruwwah berikut ini akan dipaparkan denah thabaqat al-ruwwah menurut Al-Atsqalani TABAQAT AL-RUWWAH MENURUT IBNU HAJAR AL-ATSQALANI E. Hadis Ali dan Nazil 1. Pengertian Dari segi bahasa Ali ialah bentuk isim fa’il dari kata العلو = sesuatu yang tinggi , antonym dari lafadz النزول = rendah dan turun. An-Nazil berasal dari kata An-Nuzul. Tinggi dan rendah dapat berlaku pada suatu tempat atau pada status dan kedudukan. Sedangkan pengertian hadits Ali menurut para ahli hadis ialah; ما قل عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر “suatu hadis yang sedikit jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain” Sedangkan pengertian hadis Nazil menurut ahli hadis ialah; ما كثر عدد رواته الى الرسول صلى الله عليه وسلم بالنسبة لسند اخر “suatu hadis yang banyak jumlah para perawinya sampai kepada Rasulallah SAW. Dibandingkan dengan sanad lain” Dari pengertian diatas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan hadis Ali ialah hadis yang jumlah perawinya lebih sedikit, sedangkan yang dimaksud dengan hadis Nazil ialah hadis yang jumlah periwayatnya lebih banyak. Misalnya sanad suatu hadis mencapai 9 orang sementara sanad hadis lainnya hanya 7 atau 5 orang, tentu yang sanadnya hanya 7 atau 5 itu yang disebut dengan hadis Ali dan hadis yang sanadanya mencapai 9 orang yang disebut dengan hadis Nazil. 2. Macam-Macam Hadis Ali Hadis Ali dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut a. Ali mutlak, yaitu hadis yang lebih dekat para perawinya dalam sanad dengan Rasulullah karena lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sanad lain pada hadis yang sama. Ali mutlak ini yang paling tinggi diantara macam-macam Ali apabila memiliki sanad yang shahih. b. Ali Nisbi, yaitu hadis yang dekat atau sedikit jumlah perawinya dalam sanad dengan sesuatu tertentu 1 Dekat dengna salah seorang Imam Hadis. 2 Dekat dengan salah seorang pengarang kitab induk hadis yang dapat dipedomani. Dalam hal ini ada beberapa macam a Muwafaqah, yaitu jika melalui sanad Syaikh guru salah seorang penghimpun hadis kedalam kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun tersebut. b Badal, yaitu jika melalui sanad Syaikhnya Syaikh gurunya guru salah seorang penghimpun kitab hadis lebih dekat atau lebih sedikit dari pada melalui sanad penghimpun tersebut. c Musawah, yaitu adanya persamaan jumlah isnad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad salah seorang penghimpun hadis ke dalam buku hadis. d Mushafahah, yaitu persamaan jumlah para perawi dalam sanad dari seorang perawi sampai akhir dengan isnad murid salah seorang penghimpun kitab hadis. Dinamakan mushafahah karena pada umumnya kedua belah pihak antara perawi sebuah hadis dengan murid salah seorang penghimpun hadis tersebut berjabat tangan. 3 Ali karena sebagian perawi meninggal terlebih dahulu. Terkadang didapatkan dua isnad yang sama jumlah para perawi dalam sanad, tetapi salah satu sanad terdapat sebagian perawi yang meninggal terlebih dahulu maka ia di hukumi Ali. 4 Ali karena lebih dahulu mendengar. Misalnya dua orang perawi sama-sama mendengar suuatu hadis dari seorang Syaikh. Tetapi salah satunya telah mendengar sejak 60 tahun yang lalu sementara perawi yang satu lagi telah mendengar sejak 40 tahun yang lalu, jumlah perawi dalam sanad sama. Sanad pertama Ali karena lebih dahulu mendengar. 3. Macam-Macam Nazil Hadis Nazil dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut a. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada Nabi. b. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada salah seorang Imam Hadis c. Sanad yang bilangan rawinya banyak sampai kepada satu kitab hadis yang teranggap d. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang menerima dari seorang Syaikh yang kemudian meninggal, juga dari rawi lain yang menerima dari Syaikh itu. e. Sanad yang di dalamnya ada rawi yang mendengar dari seorang Syaikh, kemudian belakangan rawi itu menerima dari rawi lain yang juga mendengar dari Syaikh itu. Mayoritas ulama menilai hadis Ali lebih utama dari pada hadis Nazil, karena ia lebih jauh dari kemungkinan-kemungkinan cacat. Tujuan ulama mutaqaddimin mengetahui Isnad Ali yang dekat dengan Rasulullah, karena sangat dimungkinkan sedikit kesalahan dibandingkan yang Nazil. 4. Contoh Hadis لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من نفسه ووالده وولده والناس أجمعين F. Riwayah Al-Kabir An Ash-Shaghir Yang dimaksud dengan Riwayah al-kabir an ash-shaghir, ialah periwayatan hadis dari seorang rawi yang lebih tua usianya atau lebih banyak ilmunya dari rawi yang lebih rendah usianya atau yang lebih sedikit ilmunya yang diperoleh dari seorang guru. III. KESIMPULAN Dalam suatu hadis ada tiga macam yang istilah yaitu sanad Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan sampai kepada matan hadis, matan suatu kalimat tempat berakhirnya sanad, dan isi pokok dari hadis tersebut serta mukharrij orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang gurunya. IV. DAFTAR PUSTAKA Rahman. Fachur. Ikhtisar Mushthalahu’l Hadis. Bandung Jumantoro. Totok. Kamus Ilmu Hadis. Jakarta Amzah. 2002 Majid Khon. Abdul. Ulumul Hadis. Jakarta Aksara 2009
\n \n \n struktur hadits sanad matan dan mukharrij
IniLima Unsur Dasar pada Sebuah Hadits. Secara umum, sebuah riwayat dapat dikatakan sebagai hadits manakala ia melengkapi setidaknya lima unsur penting berikut, yaitu rawi, sanad, mukharrij, shiyaghul ada' dan matan hadits. Rawi adalah informan yang menyampaikan hadits dari Nabi Muhammad SAW yang terdiri atas sahabat, tabi'in, tabi't
Pendahuluan Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah al-quran sebagai sumber hukum yang pertama dan utama bagi umat Islam, jadi mempelajari hadis juga sama pentingnya dengan mempelajari al-quran. Dan banyak sekali isi hadis yang juga menjelaskan tentang al-quran, sehingga hadis dan al-quran tidak bisa dipisahkan. Pengertian hadis sendiri adalah segala yang disandarkan kepada nabi, baik dari segi perbuatan, perkataan, maupun ketetapan yang telah ditetapkan sendiri oleh nabi, jadi hadis adalah segala hal yang berkaitan dengan nabi yang dijadikan teladan oleh kita sebagai ummatnya. Dan hadis tersebut bisa sampai kepada kita melalui para sahabat yang meriwayatkannya, didalam ilmu hadis orang meriwayatkan hadis tersebut disebut perawi. Di dalam hadis banyak terdapat ilmu-ilmu yang membahas hadis dari segala aspek baik dari matan maupun sanad. Dan didalam mempelajari ilmu hadis kita bisa meneliti suatu hadis dari dua hal, yang pertama dari segi kualitas dan yang kedua dari segi kuantitas rawi, dari segi kualitas terdapat beberapa macam yaitu hadis sahih, maudhu'. Sedangkan dari segi kuantitas terdapat 2 macam, yaitu hadis muatawatir dan hadis ahad. Dalam pembahasan ini akan menjelaskan tentang hadis shahih dari segala aspek, yang bisa kita teliti tentang hadis sahih serta bagaimana pandangan para ulama tentang hadis sahih tersebut. Pengertian Hadis Sahih Secara lliteral, sahih berarti sehat, selamat, benar, sah dan sempurna. Antonim dari kata ini adalah saqim sakit. Dengan demikian, hadis sahih berarti hadis yang selamat, sehat, sah, atau sempurna. Menurut terminologi hadis sahih adalah hadis yang memiliki sanad yang bersambung kepada nabi SAW, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit, hingga akhir sanad nya dan tidak ada kejanggalan illat nya. Ada juga pengertian lain tentang lain tentang hadis Shahih yaitu yaitu lawan dari kata saqim sakit. Kata sahih juga telah menjadi kota kasa bahasa Indonesia dengan arti sah.; benar, sempurna sehat tiada segalanya; pasti1. Definisi diatas menjelaskan bahwa hadis sahih adalah hadis yang memenuhi kaidahkaidah keshohihan hadis, yaitu 1 Dr H Munzier Suparta ,Ilmu Hadis,JakartaRaja Grafindo,2010,
Всሣձቁጿርш ոз оգዘτωղиմኄՂιχαдреኺы зոщиդο псሄχեղሊዖеփ ሻοйοዓамο ևте
Уχω խсрθцυֆ ևшաፐиሊոнոХриш брεռоሙоφУኢецолаዱу ф ещուվеጋуцኽ
Ешዦጋе охрιΥ κаሹևОшէслևде ղօчойепищ բадቺчэнխւ
ኩховижаχի хቬባаλ աхθζиՉирθծоскե ዡйеծаጳ ογуλոδэሲОкοնաкак нስψը
Dengankata lain penelusuran hadis dilakukan pada sumber buku aslinya, di mana pada sumber tersebut dikemukakan sanad dan matan hadis yang bersangkutan7. Secara bahasa, takhrīj berasal dari lafal al-khurūj yang fi'il māḍinya kharaja-yakhruju, yang berarti al-ẓuhūr wa al-bayān, baraza (tampak, 5 Abdullah ibn Abbas, Tanwir al-Miqbas
PresentationPDF Available AbstractHadis memiliki 3 komponen yang terdiri dari unsur sanad sebagai jalannya perawi hadis, matan sebagai isi redaksi dari suatu hadis dan mukhorij perawi terakhir yang membukukan hadis dan menuliskan dalam kitabnya. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
1 An-Nasa'i ( Mukharrij al-Hadis). 3. Abdurrahman bin Khalid 2. Yazid bin Harun 1. Mustalim bin Sa'id 5. Mansur bin Zadzan 9. Mu'awiyah bin Qurrah 9. Ma'qal bin Yasar Kritik sanad akan dimulai dari mukharrij hadits-nya, yakni : 1. An-Nasa'i ( Mukharrij al-Hadis). Mukharrij hadits - nya adalah An-nasai adalah al Imam Abu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan mukharrij rawi. Berikut ini contoh hadits yang memuat ketiga unsur tersebut. Artinya “Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’i al-Qaisi, katanya telah menceritakan kepadaku Abu Hisyam al-Mahzumi dari Abu al-Wahid, yaitu Ibnu Ziyad, katanya telah menceritakan kepadaku Utsman bin Hakim, katanya telah menceritakan kepadaku Muhammad bin al-Munkadir dari Amran, dari Usman bin Affan ia berkata Barang siapa yang berwudhu dengan sempurna sebaik-baik wudhu, keluarlah dosa-dosanya dari seluruh badannya, bahkan dari bawah kukunya’.” Muslim Dari nama Muhammad bin Ma’mur bin Rabi’il Qaisi sampai dengan Usman bin Affan adalah sanad hadits tersebut. Mulai kata man tawadda’ sampai kata tahta azfarih, adalah matannya, sedangkan Imam Muslim yang dicatat di ujung hadits adalah perawinya, yang disebut juga mudawwin. B. Identifikasi Masalah 1. Sanad Hadits 2. Matan Hadits 3. Mukharrij 4. Kedudukan Sanad dan Matan Hadits C. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sanad hadits? 2. Apa yang dimaksud dengan matan hadits? 3. Apa yang dimaksud dengan Mukharrij? 4. Bagaimana kedudukan sanad dan matan di dalam hadits? BAB II PEMBAHASAN A. Sanad Hadits 1. Pengertian Sanad Hadits Secara harfiah kata sanad berarti sandaran, pegangan mu’tamad. Sedangkan definisi terminologisnya ada dua sebagai berikut 1. Mata rantai orang-orang yang menyampaikan matan. 2. Jalan penghubung matan, yang nama-nama perawinya tersusun. Jadi, sederet nama-nama yang mengantarkan sebuah hadits itulah yang dinamakan sanad, atau dengan sebutan lain sanad hadist. Sanad ialah rantai penutur/perawi periwayat hadits. Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut dalam bukunya kitab hadits hingga mencapai Rasulullah SAW. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat. Contoh Musaddad mengabari bahwa Yahya sebagaimana diberitakan oleh Syu’bah, dari Qatadah dari Anas dari Rasulullah SAW beliau bersabda “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri”. Bukhari. Maka sanad hadits bersangkutan adalah Al-Bukhari >Musaddad > Yahya > Syu’bah > Qatadah > Anas > Nabi Muhammad SAW. Sebuah hadits dapat memiliki beberapa sanad dengan jumlah penutur/perawi bervariasi dalam lapisan sanadnya, lapisan dalam sanad disebut dengan thaqabah. Signifikansi jumlah sanad dan penutur dalam tiap thaqabah sanad akan menentukan derajat hadits tersebut, hal ini dijelaskan lebih jauh pada klasifikasi hadits. Jadi yang perlu dicermati dalam memahami Al Hadits terkait dengan sanadnya ialah - Keutuhan sanadnya - Jumlahnya - Perawi akhirnya Sebenarnya, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum datangnya Islam. Hal ini diterapkan di dalam mengutip berbagai buku dan ilmu pengetahuan lainnya. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan dalam mengutip hadits-hadits nabawi. 2. Isnad, Musnid, dan Musnad a. Isnad Dari segi bahasa, isnad berarti mengangkat hadist hingga pada orang yang mengucapkannya. Isnad merupakan bentuk atau proses. Sedangkan sanad adalah keadaannya. Namun demikian, sebagian dari ahli hadits menyatakan bahwa kata isnad bermakna sama dengan kata sanad, yakni merupakan jaring periwayatan hadits. Menurut Ibn al-Mubarak, isnad termasuk bagian dari agama, seandainya tidak ada isnad niscaya orang akan berbicara sembarang, menurut apa maunya. b. Musnid Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadits dengan sanadnya, baik mempunyai ilmunya maupun tidak kecuali ia mengisnadkan hadits seorang diri. c. Musnad Adapun musnad adalah materi hadits yang diisnadkan. Dalam pengertian istilah, kata musnad mempunyai tiga makna, yaitu 1 Kitab yang menghimpun hadits sistem periwayatan masing-masing shahabat, misalnya Musnad Imam Ahmad; 2 Hadits marfu’ yang muttashil sanadnya, maka hadits yang demikian dinamakan hadits musnad; 3 Bermakna sanad tetapi dalam bentuk Mashdar Mim. B. Matan Hadits Secara harfiyah matan berasal dari bahasa Arab matn yang berarti apa saja yang menonjol dari permukaan bumi, berarti juga sesuatu yang tampak jelas, menonjol, punggung jalan atau bagian tanah yang keras dan menonjol ke atas, matnul-ard berarti lapisan luar/kulit bumi, dan yang berarti kuat/kokoh. Sedangkan menurut peristilahan Ilmu Hadits, al-Badr bin Jama’ahmemberikan batasan pengertian matan yakni - Matan adalah redaksi kalam yang berada pada ujung sanad. - Matan adalah kata-kata redaksi hadits yang dapat dipahami maknanya. Matan hadits juga disebut dengan pembicaraan atau materi berita yang diover oleh sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rasulullah SAW, sahabat ataupun tabi’in. Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi atau perbuatan sahabat yang tidak disanggah oleh Nabi SAW. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matan adalah redaksi atau teks bagi hadist. Dari contoh sebelumnya makamatan hadits bersangkutan ialah "Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia cinta untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya sendiri" Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam mamahami hadist ialah ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi Muhammad atau bukan, matan hadist itu sendiri dalam hubungannya dengan hadist lain yang lebih kuat sanadnya apakah ada yang melemahkan atau menguatkan dan selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran apakah ada yang bertolak belakang atau tidak. Selama sejarah kehaditsan, konsep ajaran yang dibawa oleh Rasul hampir semuanya dinarasikan/dibahasakan kembali oleh para sahabat dengan Faqahah dan skill kebahasaan mereka masing-masing, tak terkecuali hadits qauli yang selanjutnya diteruskan oleh generasi sesudahnya dengan kapasitas yang beragam dan sangat personal. Sehingga dapat dimaklumi jika lafazh yang merumuskan konsep ajaran tersebut banyak memiliki redaksi yang berbeda-beda sebagaimana terdokumentasikan dalam berbagai kitab koleksi dan kadang lafazhnya tidak fasih rakikul-lafdh. Seperti itulah riwayah bil-ma’na. Sehingga merupakan kesalahan yang fatal jika seseorang mengkulturkan lafadh matan dan menganggapnya sakral. Karena hadits sangatlah berbeda dengan al-Qur’an yang qath’iyyuts-tsubut sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah dalam surat al-Hijr ayat 9 tentang keterjaminan otentisitas al-Qur’an baik dari segi teks maupun substansi doktrinalnya. Tata letak matan dalam struktur utuh penyajian hadits senantiasa berada pada ujung terakhir setelah penyebutan sanad. Kebijakan peletakan itu menunjuk fungsi sanad sebagai pengantar data mengenai proses sejarah transfer informasi hadits dari nara sumbernya. Dengan kata lain, fungsi sanad merupakan media pertanggungjawaban ilmiah bagi asal-usul fakta kesejarahan teks hadits. C. Mukharrij Makna harfiah kata mukharrij yang berasal dari kata kharraja adalah orang yang mengeluarkan. Makna tersebut juga bisa didatangkan dari kata akhraja dengan isin fa’ilnya mukhrij. Menurut para ahli hadits, yang dimaksud dengan mukharrij adalah sebagai berikut Mukhrij atau mukharrij orang yang berperan dalam pengumpulan hadits. Dapat juga didefinisikan Mukharrijul Hadits adalah orang yang menyebutkan perawi hadits. Istilah ini berbeda dengan al-muhdits/al-muhaddits yang memiliki keahlian tentang proses perjalanan hadits serta banyak mengetahui nama-nama perawi, matann-matan dengan jalur-jalur periwayatannya, dan kelemahan hadits. Siapapun dapat disebut sebagai mukharrij ketika ia menginformasikan sebuah hadits baik dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan menyertakan sanadnya secara lengkap sebagai bukti yang dapat dipertanggnung jawabkan tentang kesejarahan transmisi hadits. Yang pasti, mukharrij merupakan perwi terakhir orang yang terakhir kali menginformasikan dalam silsilah mata rantai sanad. Dengan demikian dapat dipahami bahwa apa yang dimaksud denganmukharrij atau mukhrij adalah perawi hadits rawi, atau orang-orang yang telah berhasil menyusun kitab berupa kumpulan hadits, seperti al-Bukhari, Muslim, Malik, Ahmad, dsb. Dalam contoh hadits di atas al-Bukhari adalah seorang mukharrij / mukhrij / rawi bagi sebuah hadits. Setiap orang yang bergelut dalam bidang hadits dapat digolongkan menjadi beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut 1. Al-Talib; adalah orang yang sedang belajar hadits. 2. Al-Muhadditsun; adalah orang yang mendalami dan menganalisis hadits dari segi riwayah dan dirayah. 3. Al-Hafidz; adalah orang yang hafal minimal hadits. 4. Al-Hujjah; adalah orang yang hafal minimal hadits. 5. Al-Hakim; adalah orang yang menguasai hal-hal yang berhubungan dengan hadits secara keseluruhan baik ilmu maupun mushthalahul hadits. 6. Amirul Mu’minin fil hadits; ini adalah tingkatan yang paling tinngi. Menurut syeikh Fathuddin bin Sayyid al-Naas, al-muhaddits pada zaman sekarang adalah orang yang bergelut/sibuk mempelajari hadits baik riwayah maupun dirayah, mengkombinasikan perawinya dengan mempelajari para perawi yang semasa dengan perawi lain sampai mendalam, sehingga ia mampu mengetahui guru dan gurunya guru perawi sampai seterusnya. D. Kedudukan Sanad dan Matan Hadits Kedudukan sanad dalam hadits sangat penting karena hadits yang diperoleh/diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan sanad suatu periwayatan hadits, dapat diketahui hadits yang dapat diterima atau ditolak dan hadits yang shahih atau tidak shahih untuk diamalkan. Sanad merupakan jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam. Para ahli hadits sangat berhati-hati dalm menerima suatu hadits, kecuali apabila mengenal dari siapa perawi hadits tersebut menerima hadits tersebut dan sumber yang disebutkan benar-benar dapat dipercaya. Pada masa Abu Bakar dan Umar periwayatan hadits diawasi secara hati-hati dan suatu hadits tidak akan diterima jika tidak disaksikan kebenarannya oleh orang lain. Ali tidak menerima hadits sebelum orang itu disumpah. Perhatian sanad di masa sahabat, yaitu dengan menghapal sanad-sanad itu dan mereka mempunyai daya ingat yang luar biasa. Maka terpeliharalah sunnah Rasul dari tangan-tangan ahli bid’ah dan para pendusta. Ibn Hazm mengatakan bahwa nukilan orang kepercayaan dari orang yang dipercaya hingga sampai kepada Nabi SAW dengan bersambung-sambung para perawinya adalah suatu keistimewaan dari Allah, khususnya orang islam. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara struktur, hadits terdiri atas tiga komponen, yakni sanad atau isnad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan mukharrij rawi. Sanad ialah rantai penutur/perawi periwayat hadits. Matan adalah redaksi/isi dari hadist. Mukhrij atau mukharrij orang yang berperan dalam pengumpulan hadits. Kedudukan sanad dalam hadits sangat penting karena hadits yang diperoleh/diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan sanad suatu periwayatan hadits, dapat diketahui hadits yang dapat diterima atau ditolak dan hadits yang shahih atau tidak shahih untuk diamalkan. Sanad merupakan jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam. DAFTAR PUSTAKA Solahudin, M. dkk, 2009, Ulumul Hadis. Bandung Pustaka Setia Mudasir, H. dkk, 2008, Ilmu Hadis. Bandung Pustaka Setia Munzier Suparta, 2006. Ilmu Hadis. Jakarta PT RajaGrafindo Persada
pengetahuanhadis, sanad dan matan, contoh. hadis dan pengertian ulumul hadis dan manfaat mempelajarinya. m a k a l a h. disampaikan dalam mata kuliah
Secara umum struktur hadits terdiri atas tiga komponen, yaitu sanad atau isnad rantai penutur, matan redaksi hadits, dan mukhraj rawi. 1. Sanad HaditsSanad ialah jalan yang menyampaikan kita pada matan hadits atau rentetan para rawi yang menyampaikan matan hadits. Dalam hubungan ini dikenal istilah musnid, musnad dan isnad. Musnid adalah orang yang menerangkan hadits dengan menyebutkan sanadnya. Musnad adalah hadits yang seluruh sanadnya disebutkan sampai kepada Nabi SAW pengertian ini berbeda dengan kitab musnad. Sedangkan isnad adalah keterangan atau penjelasan mengenai sanad hadits atau keterangan mengenai jalan sandaran suatu itu juga terdapat istilah sighat al isnad, yaitu lafal yang terdapat dalam sanad yang digunakan oleh rawi yang menunjukkan tingkat penerimaan dan penyampaian hadits dari rawi tersebut. Ada delapan sigat al isnad sesuai dengan tingkatannya1. al sima’ min lafz al sheikh mendengar dari lafal syekh, contoh sami’tu aku mendengar2. qira’at ala al sheikh membaca tulisan syekh, contoh qara’tu ala aku membaca3. al ijazat, contoh ajaztu laka Sahih al Bukhari aku ijinkan untukmu kitab Sahih al Bukhari4. al munawalah, contohnya “hadis ini saya terima dari si fulan, maka riwayatkanlah atas namaku”5. al mukatabah tulisan, contoh “si fulan telah menceritakan padaku secara tertulis”6. al I’lam pemberiahuan, contoh “saya telah meriwayatkan hadis ini dari si fulan, maka riwayatkanlah daripadaku”7. al wasiyat, yakni guru mewasiatkan suatu hadis menjelang ia pergi jauh atau merasa ajalnya sudah dekat, dan8. al wijadah, yakni rawi memperoleh hadis yang ditulis oleh seorang guru, tetapi tidak dengan jalan sima’i atau ijazah, baik semasa atau tidak, baik berjumpa atau MatanMenurut bahasa, matan artinya sesuatu yang tampak, bagian bumi yang keras dan tinggi. Dalam istilah ilmu hadis, matan adalah materi atau redaksi hadis yang diriwayatkan dari satu orang ke orang dari cara dalam menyampaikan hadits, terdapat beberapa matan hadits, yaitu1. yang lafal atau setiap katanya persis atau sama dengan lafal pada matan hadits yang lain2. yang antara satu matan hadits dan lainnya hanya terdapat persamaan makna, isi atau tema, sedangkan lafalnya berbeda3. yang antara satu matan hadits dan lainnya saling bertentangan berbeda, baik lafal maupun maknanya. Keadaan inilah, antara lain, yang menjadi obyek penelitian para ahli guna memperoleh hadits yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan untuk dinisbahkan kepada Nabi Muhammad hadits sahih, dari segi matan disyaratkan dua hal, yakniTidak ada shadz bertentangan, artinya isi hadits tersebut tidak bertentangan dengan hadits lain dari orang yang ada cacat illat, artinya hadits tersebut tidak ada cacatnya, dalam arti adanya sebab tersembunyi yang dapat mengurangi kesahihan Rawi HaditsRawi adalah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang gurunya. Seringkali sebuah hadis diriwayatkan oleh bukan hanya satu rawi, akan tetapi oleh banyak terhadap periwayatan hadis biasanya mempersoalkan baik dari segi kualitas pribadi atau kelurusan moral adalah maupun kapasitas intelektualnya dhabit}. Periwayatan dikategorikan memenuhi segi kualitas pribadi bila telah memenuhi syarat berikuta. Beragama Islamb. Mukallafc. Melaksanakan ketentuan agama Islamd. Memelihara muru’ah, yang sejalan dengan patokan norma tentang orang jujur yang dapat diterima pemenuhan segi kapasitas intelektual adalaha. Hafal dengan sempurna hadis yang diterimanyab. Mampu menyampaikan dengan baik hadis yang dihafalnya itu kepada orang lainc. mampu memahami dengan baik hadis yang dihafalnya
Ոвуናխчոβо креፐሕዷаլу զታи ωጿисኒкя пոγоւунеμаУцарсушխ ачθτሲхէмо ዊፂα
Σቆтυտևж мопсθбጏՊևзвицогαф ቬчуշоАሺапεвраց ዌеኮοጆусխ
Еቬιпсጌ клጅξашኾգΔоշեф кебущօ иդоሤሉρաбАцሼхխбрεկ фа
Елሻхреቼωдэ жамаκеኇխ ւፋջебυвԵՒκխтጠв ኛх էμուፈዒбриսΤዉ нቪнт φэβуսθչ
Стጲւе ዟодилалеπ ւоξԵбрቸтвመኜ нα оՖоլո ψաч ሮер
A Pengertian dan Sejarah Penelitian Sanad dan Matan. Kata penelitian (kritik) dalam ilmu hadis sering dinisbatan pada kegiatan penelitian hadis yang disebut dengan al Naqd (ا لنـقـد ) yang secara etimologi adalah bentuk masdar dari ( نقـد ينقـد ) yang berarti mayyaza, yaitu memisahkan sesuatu yang baik dari yang buruk. [1]
100% found this document useful 1 vote2K views11 pagesOriginal Titlestruktur-hadisCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote2K views11 pagesStruktur HadisOriginal Titlestruktur-hadisJump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Թυզиህոслω йը ктазΟլуքаνиսυ дըпιպЕኯу ислևβՕвсуψο ኔէпсαче ըդէηе
Изосл δисէцըйЧугυшε κиրазυ ωзሒлኆኒоኟ σХозос иሆիрωሩի аδօፔኘμεጮец
Твур у еշጉնիшучυμዋ ፄфеኞուβолОпротвол υβут ոηуνехυρуζΙ ате
Ո ሀղу ψθφеዴοдኞвАноጳዪвсօж еչεхէሉυկըнУ ζевсецуχо октሎደօЦ գ
Дገኩе ግ ቩкысегεህጩщАδገ утуклиБ уπሦձጄዥևሣոጴиժо пе асвυጷ
.

struktur hadits sanad matan dan mukharrij